Perlukah Asuransi Jiwa?

la3

Asuransi jiwa adalah salah satu hal yang masih banyak membingungkan masyarakat. Pasalnya, banyak hal yang membuat asuransi jenis ini membuat sebagian besar masyarakat merasa tidak nyaman. 

Bahkan para agen penjual asuransi pun tak terlepas dari keadaan yang kurang nyaman tersebut, sehingga saat mengucapkan kalimat, ‘Jadi, kalau misalnya Bapak dan Ibu suatu saat, maaf, meninggal dunia…’ lalu diikuti jeda panjang, dan calon nasabah menghela napas mengisi keheningan yang terjadi, baru kemudian memulai,’asuransi bisa bla bla bla…’

Padahal, memiliki asuransi jiwa sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki tanggungan, entah itu pasangan suami atau istri, anak, orang tua, dan sebagainya. Artinya, ada orang-orang yang tidak bisa tidak, harus memiliki asuransi jiwa, tapi ada juga mereka yang sama sekali tidak perlu memiliki asuransi jiwa.Seorang bujangan tanpa tanggungan, misalnya, merupakan contoh jenis orang yang tidak memiliki kewajiban membeli asuransi jiwa.

Nah, bila Anda termasuk mereka yang wajib memiliki asuransi jiwa, apa saja yang perlu diperhatikan? Simak saja berbagai tip berikut ini:

Jenis asuransi jiwa. Asuransi jiwa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu temporary atau biasa disebut “term”, dan permanen. Bagi kebanyakan orang asuransi jiwa term kebih cocok karena lebih murah dari jenis permanen dan mudah dipahami. Karena sifatnya sebagai komoditi, maka Anda dapat membelinya kapan saja di perusahaan asuransi.

Jumlah uang pertanggungan. Jumlah UP alias uang pertanggungan tergantung pada berapa uangyang dibutuhkan para tertanggung apabila suatu waktu Anda sebagai penanggung tidak lagi ada. Untuk menjawab ini sebelumnya Anda harus menjawab pertanyaan seperti berapa usia tertanggung? Apakah pasangan Anda bekerja?

Bagaimana kondisi utang dan keuangan Anda? Jadi, alih-alih menebak 3, 5, 10 kali dari penghasilan Anda pertahun, Anda dapat memanfaatkan berbagai kalkulator online untuk asuransi jiwa.

Saat berhenti membeli. Banyak orang yang beranggapan begitu anak-anak mereka sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri, maka kewajiban kepada tertanggung selesai dan begitu pula dengan asuransi jiwa mereka.

Selain itu, semakin tua usia, semakin mahal pula premi asuransi jiwa, sehingga alasan berhenti semakin kuat. Pemikiran ini tidak salah, namun harap diingat bahwa pasangan Anda masih ada, dan asuransi jiwa bisa membantu mereka. Jadi, setidaknya sisakan kontrak asuransi jiwa untuk pasangan.

Segera rencanakan kehidupan terbaik untuk keluarga anda, keputusan anda hari ini menentukan masa depan mereka..!

Free Consultation

Leave a comment